Saturday, October 14, 2006
Interior Rumah Tidak Harus Mahal

Home sweet home, rumahku istanaku, atau rumah adalah di mana hatiku tertambat" merupakan ungkapan yang tak asing di telinga kita, yang berbisik tentang pentingnya arti rumah bagi para penghuninya. Namun, apa yang bisa membuat rumah kita menjadi tempat ternyaman di muka bumi ini?

Jangan sampai ungkapan kuno "rumah tetangga lebih hijau dari rumah sendiri" mampir, bahkan masuk ke dalam tempat tinggal kita. Bisa jadi rumah kita tidak akan terurus, bak rumah tua yang tak berpenghuni. Serem!

Membangun dan menata rumah ternyata gampang-gampang susah. Sebab, menurut dosen Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung, Gregorius Prasetyo Adhitama, sebuah rumah dibangun berdasarkan karakteristik pemiliknya. Karena itu, setiap detail interior yang ditampilkan pun akan mencerminkan kegemaran, hobi, cita-cita, hingga harapan setiap insan yang menghuni rumah itu.

Menggambarkan rumah ideal yang penuh dengan segala pernak dan perniknya itu membuat kita berpikir ulang, sepertinya butuh uang banyak untuk punya rumah dengan interior yang mencirikan identitas kita. Tapi, idiom itu tidak benar sepenuhnya karena untuk punya rumah berinterior indah, menarik, dan punya nilai fungsi ternyata tidak harus mahal.

"Interior rumah tidak harus mahal, yang penting fungsi dan penempatannya proporsional," ujar Prasetyo, Senin (29/5).

Masyarakat sering salah kaprah dengan anggapan bahwa interior yang bagus haruslah mahal harganya. Padahal, material berbahan murah jika diolah dengan kreativitas dan inovasi pemilik atau desainer interior, bisa menghasilkan produk yang unik, berkelas, bahkan sekilas tampak mahal.

Filosofinya, semua material itu bagus, hanya bergantung pada pengolahan dan pemanfaatan desainnya. Muhamad Aulia, Manajer Proyek Kreea Cipta Interior, mengatakan, bahan yang murah bisa disulap menjadi produk yang tampak mahal, tentunya dengan desain yang tidak pasaran. Jadi, desain rumah pada dasarnya bisa disesuaikan dengan budget pemilik.

Misalnya, lantai marmer bisa diganti ubin semen yang dicetak dengan tekstur daun, dengan finishing diperhalus dan dimengilatkan. Bisa juga mengganti meja kayu jati dengan bahan yang sama kuatnya, atau membuat lampu gantung dari bahan pegangan panci. "Dinding kamar juga bisa diberi ornamen seng gelombang yang dicat sehingga memberi kesan unik pada dinding," Aulia menambahkan.

Selera pemilik

Namun, lain ladang lain belalang, lain rumah lain pula pemiliknya. Diakui Aulia, masih banyak pemilik rumah yang gengsi jika rumahnya dipasangi interior yang murah dan dari bahan-bahan kelas dua. Mereka merasa lebih bangga jika interior yang menempel dan dipajang di rumahnya itu dibeli dari galeri atau toko furnitur terkenal dengan harga selangit.

Tidak jarang model dan desain interior sebuah rumah juga mengikuti gaya hidup pemiliknya. "Semakin eksklusif dan mahal harga barang dan material interiornya, mereka akan makin bangga," ujarnya.

Sebenarnya fungsi interior adalah untuk meningkatkan kualitas hidup orang yang tinggal di dalam rumah itu, sehingga setiap bentuk sangat disesuaikan dengan karakter pemilik serta lingkungan di mana rumah itu dibangun. Akan tetapi, dalam perkembangannya, seiring dengan kemajuan informasi dan teknologi, muncul keseragaman interior bangunan di berbagai wilayah, seperti gaya minimalis yang saat ini sedang tren. (Timbuktu Harthana)

1 Comments:
Post a Comment
<< Home
 

BLOGGER

Calender

Get your own calendar

Previous Post
Arsip la yaw......
Kesen dan Pesen
nama :
web site:
Pesan dan kesan.. :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Rekanan
Powered by